Re-Aksi 212, Aksi Gendruwoisme
Re-Aksi 212, Aksi Gendruwoisme Oleh Muis Sunarya Dungu. Begitu kira-kira kata yang pas untuk rencana mengulang aksi 212 di Monas, tanggal 02 Desember 2018, akhir pekan ini. Dungu bukan menunjuk pada ( ngataian ) orang-orangnya, tapi kelakuannya (meminjam pengertian Rocky Gerung, yang kerap suka sekali melontarkan kata-kata ini). Alasannya, tampak hilangnya akal sehat, tujuannya ngawur , tidak terpuji, tidak elegan, memaksakan diri, kehabisan cara, dan bahkan ada kecenderungan pada gejala psikopat. Mengulang aksi 212 ini, tak lebih hanya sebagai aksi gendruwoisme. Merujuk pada Goenawan Mohamad, bahwa gendruwoisme adalah gerakan menyebarkan paranoia — takut akan ancaman yang sebenarnya tak ada. Gendruwoisme adalah cara menggerakkan massa. Gendruwoisme membuat kecurigaan massal jadi kebencian kolektif. Bukankah ini adalah dungu dan gejala psikopat? Untuk menyegarkan kembali ingatan kita terhadap aksi 212 di Monas tahun 2016, baca juga tulisan saya: Rencana Aksi 2...