In Memoriam
Almarhum Ustad Drs. H. Babay Zainuddin diusung dalam keranda menuju tempat peristirahatannya yang terakhir, bukankah kita juga suatu saat nanti akan seperti itu?
Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un.
Mendengar kabar ustad Drs. H. Babay Zainuddin dirawat, dan hari ini (22/05/2017) berpulang kepada Allah, Tuhan Yang Maha Pencipta, untuk selamanya, spontan gerimis air mata saya.
Begitu banyak kenangan bersama beliau sepanjang waktu ketika masih di pondok. Bahkan akhir-akhir ini, setelah 29 tahun berlalu, beberapa kali saya masih sempat bertemu beliau, ngobrol dan bercanda.
Kebersahajaan, kebersihan hati, kebaikan, selalu terpancar dari sosok guru bahasa Inggris saya ini.
Kebaikan, amal soleh, dan ilmu beliau adalah amal jariyah, yang pahalanya terus mengalir dan akan menemani beliau di akhirat. Bahkan, insya Allah akan membawa beliau ke tempat yang paling indah, ke surga-Nya.
Saya sangat berduka, pasti. Selamat jalan ustad, guru, dan sahabat saya! Saya menyaksikan, ustad Drs. H. Babay Zainuddin, kau adalah orang baik. Asyhadu annahu min ahli al-khair. Semoga husnul khatimah. Allah SWT menempatkan beliau bersama orang-orang baik (al-abrar) di surga-Nya. Aamiin.
"Idza hamlta ila al-quburi janazatan fa'lam binnaka ba'daha mahmulu, wa idza wulita umura qawmin sa'atan fa'lam biannaka ba'daha ma'zulu", syair Arab.
Bila anda mengusung keranda (jenazah) ke kuburan, maka ketahuilah bahwa suatu saat anda akan diusung pula, dan bila anda dipercaya untuk menjadi pelayanan umat, maka ketahuilah bahwa suatu saat anda akan dimakzulkan (diturunkan) juga."
Fenomena kematian adalah pelajaran. Siapa pun kita, hanya tinggal menunggu waktu saja. Dan tiket memasuki gerbang kematian itu sudah ada di tangan kita masing-masing. Berpulang untuk selamanya kepada Yang Maha Pencipta, Allah, Sangkan paraning dumadi atawa hurip.
■ Tulisan ini dipublikasikan di Inspirasi.co pada 22 Mei 2017.
Komentar
Posting Komentar