Belajarlah dari Ketidaksempurnaan
Belajarlah dari Ketidaksempurnaan
Oleh Muis Sunarya
Untuk bisa berbuat sesuatu yang baik dan berfaedah, kadang kala perlu stimulus dan motivasi. Salah satunya adalah belajar dari ketidaksempurnaan atau kekurangan. Baik itu yang ada dalam diri kita sendiri ataupun melihat ketidaksempurnaan atau kekurangan yang ada di sekitar kita.
Kita yang punya indera mata untuk bisa melihat, lihatlah orang yang tidak bisa melihat atau orang buta. Kita yang punya tangan untuk bekerja, lihatlah yang tidak punya tangan. Kita yang punya kaki dan bisa berjalan normal, lihatlah yang tidak bisa berjalan atau menggunakan bantuan kursi roda, karena kakinya tidak berfungsi.
Dan seterusnya dan seterusnya, lihatlah segala ketidaksempuranaan atau kekurangan yang ada di sekitar kita. Itu semua, paling tidak, membuat kita akan lebih banyak bersyukur dan setelah itu lebih banyak berbuat yang lebih baik dan berfaedah. Sehingga tidak akan lahir sikap negatif, terutama menyalahkan diri sendiri, orang lain atau keadaan. Kata Tuhan pun, "Dan apa yang ada pada dirimu sendiri, tidakkah itu Anda pikirkan?" Makanya, mikir, mikir!
Oleh Muis Sunarya
Untuk bisa berbuat sesuatu yang baik dan berfaedah, kadang kala perlu stimulus dan motivasi. Salah satunya adalah belajar dari ketidaksempurnaan atau kekurangan. Baik itu yang ada dalam diri kita sendiri ataupun melihat ketidaksempurnaan atau kekurangan yang ada di sekitar kita.
Kita yang punya indera mata untuk bisa melihat, lihatlah orang yang tidak bisa melihat atau orang buta. Kita yang punya tangan untuk bekerja, lihatlah yang tidak punya tangan. Kita yang punya kaki dan bisa berjalan normal, lihatlah yang tidak bisa berjalan atau menggunakan bantuan kursi roda, karena kakinya tidak berfungsi.
Dan seterusnya dan seterusnya, lihatlah segala ketidaksempuranaan atau kekurangan yang ada di sekitar kita. Itu semua, paling tidak, membuat kita akan lebih banyak bersyukur dan setelah itu lebih banyak berbuat yang lebih baik dan berfaedah. Sehingga tidak akan lahir sikap negatif, terutama menyalahkan diri sendiri, orang lain atau keadaan. Kata Tuhan pun, "Dan apa yang ada pada dirimu sendiri, tidakkah itu Anda pikirkan?" Makanya, mikir, mikir!
Komentar
Posting Komentar