Krakatau dan Anaknya

Terlihat gagah dan berwibawa. Terletak di Selat Sunda. Secara georafis, lokasinya masuk ke Provinsi Lampung. Secara kasat mata, atau sesekali tersamarkan kabut, tertangkap mata telanjang jauh memandang ke kaki langit dari bibir pantai Anyer dan sekitarnya. Atau menggunakan teleskop di pos pemantuan dan pengawasan Pasauran Carita,

Dia begitu populer melebihi seleberiti. Dimulai tahun 1883. Dia memuntahkan erupsi dan batu vulkanik. Menimbulkan gempa bumi. Berakibat tsunami. Berdampak 36.000 orang korban meninggal dunia, porak poranda dan hancurnya infrastruktur sepanjang pesisir laut Selat Sunda. Tsunami terbesar saat itu sebelum terjadinya tsunami Aceh tahun 2004 yang lebih besar lagi.

Pasca tsunami itu, tamatlah riwayatnya. 40 tahun kemudian ternyata dia meninggalkan anak. Lama kelamaam anaknya tumbuh besar. Sama, gagah dan berwibawa juga.

Anak ini suka meletup-letup dan erupsi. Suaranya terdengar jelas dari  kawasan pantai Anyer dan sekitarnya. Anak ini tampak manja.

Sabtu malam 22 Desember 2018 sekitar pukul 21:30 WIB, anak ini mengeluarkan erupsi besar berakibat tsunami menerjang kawasan pesisir Selat Sunda. Lampung Selatan dan Banten terdampak. Seribu lebih korban tewas dan luka-luka. Puluhan orang belum ditemukan. Infrastruktur rusak parah. Indonesia berduka kembali. Ini kisah pedih menyayat hati danpak erupsi gunung berapi. Krakatau dan Anak Krakatau.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

In Memoriam, Hanif M Sobari (1970 - 2018) : Semesta Pun Berduka

Tembak Laser untuk Batu Ginjal, Sebuah Ikhtiar

Mencairlah, Rindu Kita yang Membeku