Teleprompter
Teleprompter
Sehari sebelum acara debat perdana capres dan cawapres 2019 digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), Capres 02 Prabowo Soebianto menyampaikan pidato kebangsaan di depan timses, pendukung dan simpatisannya.
Dalam menyampaikan pidatonya, Capres 02 ini tampak lancar, runut dan tertata rapi mengucapkan kalimat demi kalimat, seakan-akan ia berpidato tanpa teks. Sampai-sampai, tidak sedikit pendukungnya memuji habis-habisan (entah mereka ini tahu atau pura-pura tahu), membanggakan capresnya berpidato berapi-api laiknya orator tanpa teks.
Apakah benar Prabowo berpidato tanpa teks? Jawabannya tentu tidak benar. Kenyataan yang sebenarnya, bahwa Prabowo berpidato pakai teks atau berpidato sambil membaca teks dengan menggunakan sebuah alat.
Tentu bukan teks yang tertulis di lembaran-lembaran kertas seperti biasanya orang berpidato. Tetapi teks ini ditampilkan melalui sebuah alat. Dan alat ini sebenarnya bukan barang baru dalam dunia presentasi dan penyiaran, terutama televisi. Alat ini sebenarnya sudah populer, bernama telepromter.
Berpidato tanpa teks adalah ajib. Tapi berpidato pakai teks pun bukan aib. Dan berpidato pakai telepromter juga bukan ajaib. Biasa saja. Tidak aneh.
Sudah banyak orang sering memanfaatkan telepromter ini. Pembaca berita di televisi, Barack Obama (mantan Presiden Amerika), Mahatir Muhammad (Perdana Menteri Malaysia), dan bahkan Soesilo Bambang Yudoyono (SBY), dan yang lainya, menggunakan telepromter ini dalam berpidato.
Lebih jauh, apa sebenarnya teleprompter, alat yang dipakai Prabowo Soebinato dalam pidatonya yang diklaim oleh pendukungnya tanpa teks itu?
Teleprompter adalah alat bantu baca khususnya bagi seseorang yang ingin berbicara di depan umum.
Dengan alat ini, orang tersebut akan terlihat seperti berbicara lisan tanpa menggunakan teks. Awalnya alat ini digunakan oleh penyiar berita televisi agar dalam menyampaikan berita kepada penonton televisi terlihat seperti berbicara tanpa membaca.
Oleh karena itu, tulisan yang ditampilkan dalam teleprompter disusun menyerupai bahasa lisan, sehingga para penonton tidak merasa terganggu dengan aktivitas penyiar yang harus menundukkan kepalanya untuk membalikkan teks berita yang bersangkutan.
Kata TelePrompTer dengan huruf kapital berasal dari nama dagang sebuah perusahaan teleprompter yang pertama kali mengembangkan peralatan elektronik tersebut pada tahun 1950-an.
Kata teleprompter tanpa huruf kapital dijadikan nama merk dagang umum karena diproduksi oleh banyak perusahaan di berbagai tempat.
Kata teleprompter yang juga disingkat dengan sebutan prompter atau prompteur, selain dipakai di Amerika Serikat, juga dipakai di Prancis dan Jerman. Beberapa istilah atau nama lain dari teleprompter: Electronic Speech Notes, Cueing Device, Idiot Board (slang), Autocue (lazim dipakai di negara persemakmuran; seperti: Inggris, Irlandia, dan Australia).
Teleprompter pertama hanyalah berupa alat-alat mekanis yang terletak di dekat kamera.
Naskahnya masih dicetak dalam bentuk kertas gulungan. Perusahaan TelePrompTer ditemukan oleh Fred Barton, Jr, Hubert J. (Hub) Schlafly, dan Irving Berlin Kahn pada tahun 1950.
Barton adalah seorang aktor televisi yang menginginkan pertunjukan televisinya (Opera Sabun) dapat mengalami peningkatan kualitas.
Peningkatan kualitas yang dimaksud adalah bagaimana para aktor yang secara rasional tidak mungkin dapat menghafal begitu banyak naskah, dapat menyampaikan dan memerankan apa yang ada dalam naskah tersebut dalam waktu singkat. Pada waktu itu, teleprompter masih bekerja secara mekanik dan manual.
Teleprompter yang berbasis pada komputer pribadi, yang dinamakan Compu=Prompt, muncul pertamakali pada tahun 1982. Alat ini ditemukan dan dijual oleh Courtney M. Goodin dan Laurence B. Abrams di Hollywood, California.
Perusahaan mereka kemudian berubah nama menjadi ProPrompt, Inc yang masih tetap menyediakan layanan teleprompting selama lebih dari 25 tahun. Selama bertahun-tahun, perusahaan-perusahaan lain seperti Q-TV dan Telescript mengikuti jejak langkah perusahaan ProPromt, Inc dengan mengembangkan perangkat lunak mereka sendiri.
Hasilnya, mereka mampu menciptakan komputer dengan kualitas grafis yang lebih bagus yang berguna untuk menyediakan naskah dalam bentuk kertas gulungan yang lebih halus dari edisi sebelumnya.
Sampai akhir tahun 1992, sebuah acara televisi yang bernama The Tonight Show Starring Johnny Carson masih menggunakan teleprompter edisi awal.
Pada akhir tahun 1990-an dan pada awal tahun 2000-an, Autoscript (perusahaan teleprompter yang berbasis di Inggris) mempelopori penggunaan TFT-LCD monitor dari yang sebelumnya memakai monitor tradisional (CRTs).
Adanya peningkatan teknologi tersebut memungkinkan terjadinya pengurangan berat kamera secara signifikan. Sehingga, kamera yang di dalamnya terintegrasi dengan teleprompter semakin mudah dibawa kemana-mana.
Kemudian, mereka juga memperkenalkan monitor yang mempunyai tingkat kecerahan tinggi yang mampu menampilkan teks secara jelas meskipun berada di bawah terpaan sinar matahari langsung.
Pada tahun 2005, Autoscript bersama dengan mitra kerjanya Sysmedia, melakukan terobosan baru dengan memperkenalkan Voice Activated Prompting.
Sesuai dengan namanya, cara kerja alat ini disesuaikan dengan suara pembicara. Jadi, semakin cepat pembicara membaca teks yang tersaji, semakin cepat pula teks tersebut berjalan atau berganti, dan sebaliknya. Penemuan ini sekaligus menjadi tanda berakhirnya era teleprompter manual.
Terdapat empat unsur utama dalam teleprompter. Unsur-unsur tersebut antara lain : kamera studio, display penunjuk teks, cermin, dan operator pengendali alur teks. Operator tersebut harus mengatur lancarnya alur teks yang kemudian akan ditampilkan oleh display. Dari display, pembicara akan membaca teks yang dipantulkan cermin ke layar di depannya. Di belakang layar, kamera studio menangkap mimik wajah pembicara sehingga seolah-olah pembicara sedang menatap penonton televisi.
Oleh karena itu, dibutuhkan sinkronisasi antara kecepatan baca pembicara dengan kecepatan operator menjalankan aliran teks.
Perkembangan teknologi dari masa ke masa turut mengubah bentuk dan kegunaan serta fitur-fitur yang ada dalam teleprompter. Contoh nyatanya adalah pemasangan teks berjalan disudut-sudut gedung untuk kepentingan periklanan. Contoh lainnya adalah jenis teleprompter baru yang dinamakan interrotron. Selain itu, perubahan ini juga dapat dilihat jelas dari pemakaiannya dalam televisi, pidato, dan konser musik.
Interrotron adalah sebuah teleprompter modern yang diciptakan oleh Errol Morris, seorang pembuat film dokumenter. Salah satu karyanya adalah sebuah film dokumenter yang berjudul The Fog of War : Eleven Lessons From the Live of Robert S. Mcnamara.
Teleprompter jenis ini digunakan Errol ketika ia mewawancarai seseorang. Adanya perangkat ini memungkinkan pewawancara dan narasumber yang diwawancarai dapat bercakap-cakap sambil melihat langsung ke lensa kamera.
Teleprompter modern yang dipakai dalam program berita, terdiri dari komputer pribadi yang terhubung dengan monitor video di setiap kamera. Selain itu, terdapat sebuah perangkat periferal yang terpasang kedalam port serial. Perangkat ini memiliki tombol yang dapat mengubah, mempercepat, memperlambat, ataupun membalikkan teks yang tersaji.
Teks biasanya ditampilkan dengan menggunakan huruf putih dengan latar belakang layar berwarna gelap. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pembicara dalam membaca teks. Kata-kata yang menggunakan istilah asing, dijabarkan secara fonetik seperti misalnya pada kata sembilan-sebelas (untuk menentukan bahwa peristiwa 9/11 tidak boleh diucapkan sembilan-satu-satu).
Dalam perkembangannya, teleprompter juga dijadikan sebagai alat bantu berpidato. Teleprompter jenis ini lazim disebut sebagai Conference Teleprompter System.
Kaca yang digunakan dalam perangkat ini menggunakan lapisan transparan agar tidak mengahalangi pandangan pembicara oleh penonton atau kamera ketika membaca teks pidatonya. Biasanya, teleprompter jenis ini menggunakan dua jenis kaca transparan yang diletakkan di sisi kiri dan kanan pembicara.
Kaca-kaca tersebut berfungsi sebagai reflektor dari naskah pidato yang ditayangkan dari layar komputer. Dengan demikian, pembicara dapat berpidato sembari melihat ke arah penonton yang berada di sisi kiri dan kanannya.
Kepala pemerintah yang pertama kali menngunakan Conference Teleprompter System adalah Margareth Hilda Thatcher, Perdana Menteri Inggris yang memerintah dari tahun 1979 sampai 1990. Dia kerap menggunakannya dalam berpidato di depan Parlemen.
Selain itu, orang yang seringkali menggunakan teleprompter ini adalah Perdana Menteri Malaysia, Mahatir Muhammad. Dia beberapa kali menggunakan perangkat ini pada acara kenegaraan di Malaysia.
Di Indonesia, pemakaian teleprompter ini sendiri sudah dimulai sejak tahun 2000-an. Tercatat pada tahun 2003 Twilight Orchestra menggunakannya pada konser di Halim. Selain itu, pada tahun 2006 digunakan pada peluncuran buku Indset yang dihadiri oleh Menteri Pertahanan, Yuwono Soedarsono.
Teleprompter seringkali digunakan dalam berbagai konser musik. Ini dimaksudkan untuk memudahkan penyanyi dalam menghafal teks lagu yang dinyanyikannya. Biasanya teleprompter diletakkan dilantai panggung atau di samping kamera televisi.
Jadi tidak perlu ada yang marah dan tersinggung, jika dibilang Prabowo berpidato pakai teks. Teks itu ditampilkan melalui telepromter.
Yang jelas, gaya dan penampilan dalam berpidato itu penting. Dan tak kalah pentingnya lagi, isi dan subtansi dari pidato itu. Bahkan, lebih penting lagi, merealisasikannya dalam sebuah kerja nyata.
Dunia memang sudah canggih. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah maju dan sangat pesat. Karena itulah, dunia menjadi sebuah kampung kecil (global village), seakan tak ada lagi sekat dan batas teritorial dan sosial budaya. Mau tidak mau, kita harus siap merespons segala perubahan dan kemajuan zaman yang lebih baik dan maju, tanpa meninggalkan tradisi kita yang baik. Merawat tradisi, merespons modernisasi. Almuhafazatu 'ala al-qadim al-salih walakhdu bi al-jadid al-aslah.
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Teleprompter
Komentar
Posting Komentar