FBR Resmi Berlabuh ke Jokowi
detik.com |
Forum Betawi Rempug (lebih dikenal dengan sebutan FBR), salah satu organisasi masyarakat (ormas) yang berlatar kesukuan atau etnis Betawi, akhirnya resmi mendukung Jokowi - KH. Ma'ruf Amin di kontestasi pilpres 2019.
Dukungan itu dinyatakan oleh Ketua Umum FBR, Lutfi Hakim, kemarin 08 Maret 2019 saat bersilaturahim di kediaman cawapres 01, KH. Ma' ruf Amin.
Tentu dukungan FBR ini tidak serta merta datang begitu saja. Ada pertimbangan matang dan alasannya kenapa FBR mendukung Jokowi pada pilpres 2019 ini. Berbeda saat pilpres 2014, yang notabene FBR mendukung Prabowo Subianto - Hatta Radjasa.
Alasan utamanya, adalah bahwa pasangan Jokowi - Ma'ruf Amin ini lebih peduli terhadap warga Betawi. Menurut Lutfi, alasan FBR mendukung Jokowi-Ma'ruf sederhana, logis dan obyektif. Dia menyebut Jokowi konsisten peduli terhadap warga Betawi sejak menjabat Gubernur DKI Jakarta hingga Presiden RI.
"Sebulan setelah pada saat beliau menjabat jadi Gubernur DKI, pakaian adat Betawi itu menjadi pakaian wajib bagi karyawan Pemda DKI. Kemudian beliau juga berjanji untuk membangun masjid di Jakarta Barat dengan ornamen Betawi dan itu sudah terwujud. Lalu beliau berjanji juga untuk merapikan Setu Babakan yang lama mangkrak pembangunannya dan itu pun sudah beres," ucapnya.
"Lalu pada saat jadi presiden, kami pikir beliau lupa dengan Betawi, ternyata tidak. Pada hari Kesaktian Pancasila, beliau hadir dengan baju ujung serong, baju khas Betawi. Saat KAA 2017 lalu beliau juga menerima tamu-tamu dengan baju adat Betawi. Saat menerima raja dan ratu Swedia, beliau jug pakai baju adat Betawi di Bogor," sambung Lutfi.
Menurut Lutfi, Jokowi juga satu-satunya presiden yang menyempatkan diri hadir di Lebaran Betawi yang waktu itu diadakan di Setu Babakan.
"Tidak hanya itu, pada saat pembuatan uang baru kami masyarakat Betawi mengajukan usul setidaknya ada representasi Betawi dalam uang kertas kita. Kami minta satu, tapi ternyata dikasih dua. Di uang Rp 100 ribu ada tari topeng Betawi dan di uang Rp 2.000 ada tokoh Betawi M Thamrin," jelasnya.
"Jadi buat kita tidak ada alasan untuk tidak mendukung Pak Jokowi-kiai Ma'ruf. Dan kami berharap, keduanya bisa melanjutkan pemerintahan ini kembali, aspirasi masyarakat Betawi lebih banyak yang diakomodir. Satu hal lagi, kepedulian mereka terhadap Betawi yang terus mendorong adanya perda pelestarian dan kebudayaan Betawi. Meskipun saat disahkan Jokowi sudah menjadi presiden tapi setidaknya itu adanya di zaman beliau. Itu kenapa kami masyarakat betawi, FBR, bersepakat untuk mendukung paslon 01," sambungnya.
"Sebulan setelah pada saat beliau menjabat jadi Gubernur DKI, pakaian adat Betawi itu menjadi pakaian wajib bagi karyawan Pemda DKI. Kemudian beliau juga berjanji untuk membangun masjid di Jakarta Barat dengan ornamen Betawi dan itu sudah terwujud. Lalu beliau berjanji juga untuk merapikan Setu Babakan yang lama mangkrak pembangunannya dan itu pun sudah beres," ucapnya.
"Lalu pada saat jadi presiden, kami pikir beliau lupa dengan Betawi, ternyata tidak. Pada hari Kesaktian Pancasila, beliau hadir dengan baju ujung serong, baju khas Betawi. Saat KAA 2017 lalu beliau juga menerima tamu-tamu dengan baju adat Betawi. Saat menerima raja dan ratu Swedia, beliau jug pakai baju adat Betawi di Bogor," sambung Lutfi.
Menurut Lutfi, Jokowi juga satu-satunya presiden yang menyempatkan diri hadir di Lebaran Betawi yang waktu itu diadakan di Setu Babakan.
"Tidak hanya itu, pada saat pembuatan uang baru kami masyarakat Betawi mengajukan usul setidaknya ada representasi Betawi dalam uang kertas kita. Kami minta satu, tapi ternyata dikasih dua. Di uang Rp 100 ribu ada tari topeng Betawi dan di uang Rp 2.000 ada tokoh Betawi M Thamrin," jelasnya.
"Jadi buat kita tidak ada alasan untuk tidak mendukung Pak Jokowi-kiai Ma'ruf. Dan kami berharap, keduanya bisa melanjutkan pemerintahan ini kembali, aspirasi masyarakat Betawi lebih banyak yang diakomodir. Satu hal lagi, kepedulian mereka terhadap Betawi yang terus mendorong adanya perda pelestarian dan kebudayaan Betawi. Meskipun saat disahkan Jokowi sudah menjadi presiden tapi setidaknya itu adanya di zaman beliau. Itu kenapa kami masyarakat betawi, FBR, bersepakat untuk mendukung paslon 01," sambungnya.
Ini tentu sebuah kejutan dan kesadaran baru dari FBR selama rentang waktu dipimpin oleh Lutfi Hakim. Selama ini, FBR lumayan getol dan tak pernah absen mengikuti aksi-aksi dan pertemuan-pertemuan yang cenderung memihak ke pasangan Prabowo - Sandi. Sebut saja misalnya, FBR adalah alumni 212 dan ikut serta dalam reuni 212 Desember 2018 silam.
FBR juga ikut dalam pertemuan "Ijtima Ulama" bersama Yusril Ihza Mahendra--yang lebih dulu mendukung Jokowi di pilpres 2019--yang jelas-jelas memihak ke Prabowo. Dan di akhir kisah, akhirnya Prabowo mengkhianati hasil keputusan Ijtima Ulama, dengan mendeklarasikan Sandiaga S. Uno mendampinginya sebagai calon wakil presiden, adalah lain soal.
Di awal-awal, saya menduga sikap politik FBR akan tetap memihak dan mendukung Prabowo. Tapi tidak disangka, tahu-tahu kawan saya, Lutfi Hakim, sang Imam Besar FBR ini, akhirnya berlabuh ke Jokowi. Saya mengapresiasi, dan bahkan saya langsung japri Lutfi Hakim lewat WhatsApp, ucapkan, selamat.
Dukungan ini diharapkan akan menambah pundi-pundi suara dan menaikkan elektabilitas pasangan Jokowi - KH. Ma-ruf Amin di DKI Jakarta.
Menurut Lutfi Hakim, bahwa besok, Minggu (10/03/2109), bahkan FBR akan melakukan deklarasi dukunganya terhadap pasangan Jokowi - KH. Ma'ruf Amin di Lapangan Puri Mansion Kembangan Jakarta Barat. Direncanakan FBR akan menghadirkan sekitar 20 - 30 ribu massa. Capres 01, Jokowi dikabarkan akan hadir pula. Sedangkan KH. Ma-ruf Amin akan absen, karena masih ada acara di Sumatra Utara.
Lutfi Hakim itu kawan saya. Saya kenal baik dan dekat dengan dia. Kebetulan dulu, baik sebelum (saat itu dia masih sebagai sekretaris FBR), ataupun sesudah menjadi ketua umum FBR, sering ngopi bareng, ngobrol ngalor ngidul dan berdialog banyak hal, termasuk cerita tentang sepak terjang FBR sebagai ormas berlatar Betawi ini. Karena saya dan Lutfi Hakim pernah bekerja dalam satu instansi, pernah sekantor, bahkan. Namun akhirnya dia memilih resign, dan lebih fokus membesarkan FBR.
Cerita tentang FBR memang akan panjang. Yang jelas, setahu saya dan apa yang selama ini diceritakan oleh Lutfi Hakim, bahwa FBR memang lahir dari semangat primordialisme dan anarkisme. FBR ada karena sisi kebetawian dan kekerasan. Sehingga wajar kemudian FBR identik (terkesan) dengan Betawi dan anarkis. Itu kesan awal, dan bisa jadi (mungkin) sampai hari ini, FBR terkesan seperti itu.
FBR sejak awal dan sampai hari ini ada, karena didorong keinginan dan semangat menjaga Jakarta sebagai kampung sendiri, dan membela dan peduli dengan kepentingan orang-orang Betawi sebagai penduduk asli Jakarta, lahir dan dibesarkan di Jakarta. Istilahnya, lahir, hidup dan mati di sini, di kampung sendiri, Jakarta.
Oleh karena itu orang Betawi harus punya wadah (organisasi) yang menyerap dan membawa aspirasi orang-orang Betawi. Orang Betawi tidak boleh menjadi penonton permainan di kampung sendiri. Tetapi Orang Betawi harus menjadi pemain atau tampil bermain pula. Di sini makanya FBR berdiri, lahir dan sangat penting.
Kalau kemudian, akhirnya banyak pula berdiri ormas-ormas yang mengatasnamakan orang Betawi, selain FBR. FORKABI, misalnya, yang pamornya dan kiprahmya agak sedikit di bawah FBR, tidak menjadi soal. Itu wajar, karena prinsip kebebasan untuk berserikat tadi. Perjalanan waktu dan ruang yang akan menentukan sebuah ormas itu akan menjadi besar gaung, pamor dan kiprahnya di masyarakat.
FBR dalam hal ini sudah membuktikanya. FBR sebagai ormas Betawi yang disegani dan sangat diperhitungkan keberadaannya sampai hari ini. Apalagi di bawah kepemimpinan Lutfi Hakim, yang sudah banyak merubah ormas ini lebih inovatif, berintegritas dan penuh kreatifitas.
FBR mungkin tetap terkesan anarkis, tapi sekarang agak berbeda. Lebih humanis, dan lebih bergerak kepada sisi keilmuan, budaya dan advokasi. Walaupun begitu FBR tentu saja tetap tidak akan meninggalkan perannya dalam berpolitik praktis.
FBR tetap konsisten dan merasa terpanggil tampil menjadi pemain bukan menjadi penonton di kampung sendiri. Itulah kenapa FBR sekarang pun mendukung pasangan Jokowi - KH. Ma'ruf Amin di pilpres 2019. Selamat FBR!
(Sumber)
(Sumber)
(Esai ini dipublikasikan di Kompasiana tanggal 09 Maret 2019)
Komentar
Posting Komentar