Andi Arief Terjerat Narkoba, Jokowi Juga yang Salah?
Tersiar kabar bahwa Andi Arief, pengurus fungsionaris Partai Demokrat terciduk aparat kepolisian di sebuah hotel di Jakarta, karena masalah penyalahgunaan narkoba.
Andi Arief juga ditemani seorang perempuan, bukan muhrim dan tidak jelas statusnya apa hubungannya dengan Andi Arief. Konon, hanya sebatas teman dan sahabatnya. Teman apa? Teman tapi mesra? Entahlah, egp!
Narkoba dan perempuan adalah dua hal yang membuat banyak publik pigur tergiur dan babak belur nasibnya.
Perjalanan panjang karirnya dan muruah hidupnya yang selama ini dibangun dan diperjuangkan dengan penuh susah payah, terhenti dan hilang dalam sekejap gegara mengonsumsi barang haram tersebut. Seperti yang dialami politisi AndiAriefNarkoba ini.
Menjadi tanya, kenapa semua hal yang negatif dan kesalahan orang sebagai warga negara, termasuk Andi Arief yang diduga mengonsumsi narkoba itu adalah korban dari kegagalan pemerintah Joko Widodo atau Jokowi dalam pemberantasan narkoba di Indonesia? Kenapa apa-apa yang disalahkan selalu saja Jokowi? Aneh bin ajaib!
Beberapa kasus baik itu yang sudah masuk ke ranah hukum ataupun belum, kesalahannya kerap dialamatkan ke Jokowi. Sebut saja misalnya, kasus lebamnya muka Ratna Sarumpaet, kotak suara pemilu dari karton, berbagai bencana alam di tanah air, beberapa kasus ustad atau ulama yang terkena masalah hukum, e-ktp untuk Warga Negara Asing (WNA), dan seterusnya.
Semuanya itu diklaim salah Jokowi. Jangan-jangan pasangan suami istri bercerai, seorang capres menjomblo pun, termasuk kasus Luna Maya versus Syahrini berebut pacar, dan menelikung temannya sendiri pun, yang salah adalah Jokowi juga. Karena Jokowi (dituduh) tidak bisa melindungi rakyatnya.
Semua kasus ujung-ujungnya dipolitisasi, dan Jokowi adalah biang keladinya dan melulu disalahkan.
Politisasi sebuah kasus dan dikaitkan dengan pemerintahan Jokowi dan elektabilitas petahana oleh kubu oposisi bisa berdampak baik, juga bisa buruk. Tergantung cara (logika politik) dan validitas data yang dipakai oleh kubu oposisi. Alih-alih merugikan dan menurunkan, malah justru menguntungkan dan menaikkan elektabilitas Jokowi sebagai petahana.
Tidak sedikit berita suatu kasus sengaja "digoreng" terus dan diviralkan, tapi akhirnya tenggelam dan hilang sendiri. Contohnya kasus Andi Arief ini. Kubu oposisi menyatakan bahwa ini ada kaitannya dengan kesalahan dan kegagalan pemerintahan Jokowi dalam program pemberantasan penyalahgunaan narkoba.
Padahal malah ini menunjukkan keseriusan dan keberhasilan pemerintahan Jokowi. Bahwa hukum tidak tebang pilih. Siapa pun yang melanggar harus ditindak. Tidak memandang apakah yang melanggar hukum itu, seorang tokoh atau warga biasa. Pokoknya, hukum harus tegas. Tindak. Titik.
Atau ada juga dari kubu oposisi, Fahri Hamzah, misalnya, yang mengatakan bahwa kasus Andi Arief merugikan dan menurunkan elektabilitas Jokowi. Alasannya, lantaran selama ini pemerintah Jokowi, sebagai petahana, hanya mencari-cari kelemahan dan kesalahan politisi-politisi dari kubu oposisi.
Malah bukan sebaliknya selama ini, mereka yang mencari-cari kelemahan Jokowi sebagai capres petahana, bukan menonjolkan kelebihan Prabowo sebagai capres mereka?
Jadi dianggap ada politisasi hukum di sini. Dan dianggap bumerang terhadap elektabilitas Jokowi.
Jelas ini terlalu naif dan mengada-ada. Pernyataan Fahri Hamzah tidak relevan sama sekali. Justru sebaliknya, kasus ini sangat merugikan bagi kubu oposisi. Karena ini murni masalah hukum. Masalah kriminal. Dan yang melanggar adalah politisi dan petinggi partai yang mengusung capres Prabowo.
Yang jelas, kehidupan berbangsa dan berpolitik macam apa ini? Mana yang disebut politik yang santun, elegan dan beretika itu? Mana yang namanya demokrasi politik yang berdasar pada akal sehat itu? Bukankah ini sebenarnya malah merupakan cara-cara berpolitik dumbing down, pembodohan, pembohongan dan kedunguan politik itu?
Oh Tuhan, sungguh miris negeri ini. Tuhan, berilah mereka hidayah dan petunjuk-Mu, sehingga mereka kembali menjadi manusia Indonesia yang sesungguhnya.
Tuhan, berikan juga kesabaran tak berbatas kepada Jokowi dalam menghadapi mereka, dan berikan pula kekuatan kepada Jokowi dalam menapaki perjalanan pengabdiannya yang tulus untuk negara dan bangsa ini kedua kalinya. Serius, mohon Tuhan, Jokowi untuk dua periode iya!
(Esai ini dipublikasikan pertama kali di Kompasiana tanggal 05 Maret 2019)
What is it that makes money from betting on cricket? - Work
BalasHapusHow does betting on cricket work? — youtube mp4 This is how you can 1xbet win big on cricket betting by betting on cricket. A wager is a งานออนไลน์ wager that allows for