Kenapa Tetap Harus Jokowi, dan Tidak Prabowo?
Tampak Jokowi tersenyum didampingi istrinya. Sementara Prabowo begitu mesra dicium kudanya. Kurang dari enam puluh hari lagi pilpres digelar. Atmosfirnya sudah makin memanas. Kedua kubu capres saling menyerang tak terelakkan. Dua kali debat sudah berlalu. Debat menyisakan debat. Berdebat tentang debat terus bergulir. Memengaruhi atau tidak untuk pemilih, terutama yang belum menentukan pilihannya, bukan masalah. Akhirnya, alih-alih meredam suasana yang makin memanas ini, justru berdebat tentang debat capres ini makin menambah suhu yang sudah memanas itu, bahkan mendidih dan menguap, sehingga membuat kusut, hiruk-pikuk dan berisik luar biasa di lini masa. Segala cara dilakukan oleh Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto - Sandiaga S. Uno untuk menyerang dan menjatuhkan petahana. Politisasi agama, menyebar fitnah dan hoaks terus dilancarkan. Sampai-sampai pulpen dan earphone pasca debat kedua pun menjadi sasaran fitnah. Ini jelas isyarat. Isyarat mak...