Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2019

Menyaksikan Drama Politik Pasca Quick Count

Gambar
liputan6.com Pemenang pilpres 2019 versi quick count (dan biasanya tidak berbeda jauh dengan versi real count KPU) sudah bisa dipastikan adalah Jokowi - KH. Ma'ruf Amin. Melihat fenomena hasil quick count seperti itu, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo - Sandi tentu melanjutkan skenario gerakannya. Skenario pertama, jika kalah di quick count, tolak quick count . Lakukan pernyataan pers (kalau bisa lebih dari sekali) bahwa Prabowo menang berdasarkan hasil quick count internal (atau nyatakan saja itu adalah hasil real count ). Viralkan opini bahwa Prabowo adalah pemenang pilpres 2019. Walaupun sebenarnya mereka menyadari bahwa mereka sudah kalah. Sambil menunggu rekapitulasi dan hasil akhir real count Komisi Pemilihan Umum (KPU), kawal hasil suara dari tps-tps, sekaligus cari dan kumpulkan temuan kekurangan atau kecurangan pemilu di lapangan yang akan diklaim bahwa kecurangan itu dilakukan oleh panitia penyelanggara (KPU) dan kubu 01. Setelah memiliki bukti (m...

17 April 2019, Hoaks, dan Delegitimasi Pemilu

Gambar
SINDOnews Pagi ini, 17 April 2019, pesta demokrasi itu digelar. Tampak antusiasme warga bangsa menyambut pesta ini. Mereka berbondong-bondong menuju tps-tps. Menunaikan haknya untuk memilih capres dan cawapres, anggota DPR RI, anggota DPD RI, anggota DPRD provinsi dan kabupaten/kota. Soal pilpres, berbagai lembaga survei hampir semuanya menyatakan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin unggul dibanding Prabowo-Sandi. Isyarat kemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin sudah di pelupuk mata. Hasil survei itu akan dibuktikan hari ini, paling tidak, sesuai (tidak jauh berbeda) dan berbanding lurus dengan hasil suara hitung cepat ( quick count ). Hasil survei dan hitung cepat tentu bukan legalitas. Hanya KPU yang punya otoritas secara hukum terhadap hasil akhir pemilu. Hari ini, siapa pun nanti pemenangnya, keputusan KPU adalah legitimasi pemilu. Tapi jangan lupa, hasil survei dan hitung cepat (hemat saya) bisa 85 - 99 % akuratnya dengan hasil hitung KPU. Menjelang hari ini, hari-hari kem...

Bermula dari Batu Ginjal, Akankah Berujung Meatotomy?

Gambar
Ilustrasi serpihan batu ginjal Ini cerita tentang rekam jejak medis saya. Cerita ini lebih sekadar curahan hati (curhat) pribadi tentang hal yang kurang menyenangkan. Tetapi anggap saja, saya sedang ingin berbagi kepada para Kompasianer atau pembaca berkaitan dengan apa yang saya alami selama ini. Berharap ada manfaatnya, atau paling tidak, mungkin ada saran dan pencerahan dari Anda, Kompasianer. Adalah sekitar dasawarsa yang lalu (2010), berawal dari sakit yang luar biasa di sekitar pinggang saya agak ke belakang di atas pinggul. Awalnya saya pikir, ini sakit biasa saja, paling-paling, masuk angin atau gejala maag. Kalau sudah begitu saya biasanya minum obat maag atau obat tolak angin, bahkan karena masih menganut cara tradisional, pilihannya adalah dikerok untuk mengatasi gejala masuk angin. Tapi ternyata sakitnya tetap tidak mau pergi. Masih terasa, sakit luar biasa. Kalau dokter bilang, sakitnya itu seperti seorang ibu yang melahirkan secara normal (bayangkan saja bagi i...

Bersama Kompasiana, Menulis Itu Cinta

Gambar
Kompasiana Ada yang bilang, cinta itu menetap. Tak pernah menguap. Cinta adalah keabadian. Nafas lebih lama dari cinta. Tapi cinta lebih purba dari nafas. Cinta tak pernah berakhir. Tapi nafas berhenti. Nafas boleh berbatas, tapi cinta tak. Cinta akan terus hidup bebas menembus batas. Batas ruang dan waktu. (Eit...jadi kayak pujangga). Pun menulis. Menulis itu cinta. Jejaknya tak pernah berakhir, walaupun nafas ini berhenti. Menulis itu haikatnya untuk keabadian. Makanya, kata Sang Maestro sastra, Pramoedya Ananta Toer, bahwa, "Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian." Jika Anda ingin hidup 1000 tahun pun, bahkan abadi sepanjang masa, maka menulislah. Karena menulis adalah denyut nadi itu sendiri. Segitu pentingnya menulis itu, bahkan Imam al-Ghazali memberikan motivasi dengan kata-katanya yang sangat populer, "Kalau kamu bukan anak raja ...

Akankah Berujung di Meatotomy?

Ini cerita tentang rekam jejak medis saya. Cerita ini lebih sekadar curahan hati (curhat) pribadi tentang hal yang kurang menyenangkan. Tetapi anggap saja, saya sedang ingin berbagi kepada para Kompasianer atau pembaca berkaitan dengan apa yang saya alami selama ini. Berharap ada manfaatnya, atau paling tidak, mungkin ada saran dan pencerahan dari Anda, Kompasianer. Adalah sekitar dasawarsa yang lalu, berawal dari sakit yang luar biasa di sekitar pinggang agak ke belakang di atas pinggul. Awalnya saya pikir, ini sakit biasa saja, paling-paling, masuk angin atau gejala maag. Kalau sudah begitu saya biasanya minum obat maag atau obat tolak angin, bahkan karena masih menganut cara tradisional, pilihannya adalah dikerok untuk mengatasi gejala masuk angin. Tapi ternyata sakitnya tetap tidak mau pergi. Masih terasa, sakit luar biasa. Kalau dokter bilang, sakitnya itu seperti seorang ibu yang melahirkan secara normal (bayangkan saja bagi ibu-ibu yang pernah melahirkan normal, bukan cesa...

Debat Pilpres, Moderat Versus Radikal

Gambar
Beberapa menit ke depan, DebatKeempatPilpres2019 akan segera digelar. Tema yang diusung dalam debat ini adalah ideologi, pemerintahan, pertahanan, keamanan dan hubungan internasional. Debat ini tetap akan menarik. Karena di samping masing-masing calon akan menampilkan performa terbaiknya, juga sudah dekatnya ke hari "H" pemungutan suara pilpres 2019. Tetapi lebih daripada itu, tema debat kali ini lumayan berat dan mendasar, yakni bertumpu pada: Quo Vadis NKRI? Terutama bicara soal ideologi. Dari awal kedua pasang capres dan cawapres, Jokowi - KH. Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno tampak berbeda kecenderungan pandangan dan wawasan masing-masing pendukung dalam hal ideologi. Maksudnya, ideologi dalam tulisan ini lebih fokus pada faham keislaman, komunitas Islam, dan ormas Islam. Pendukung pasangan calon 01, Jokowi - KH. Ma'ruf Amin lebih memperlihatkan kelompok moderat. Sedangkan pendukung pasangan calon 02, Prabowo Subianto - Sandiaga Uno cende...